Kamis, 02 Juni 2011

Laporan Kemajuan PKM-P STKIP PGRI BANGKALAN

LAPORAN KEMAJUAN


I.                   Target Luaran
Penilaian masyarakat yang menempatkan homoseksual sebagai sesuatu yang abnormal dan imoral, serta dianggap suatu aib yang mengancam, menarik untuk dikaji secara mendalam. Karena represi terhadapanya dapat memberikan indikasi tentang nilai dan sikap masyarakat terhadap seksualitas pada umumnya.
Perilaku homoseksual yang dianggap sebagai sebuah fenomena kehidupan sosial, usianya sudah setua sejarah kehidupan manusia, yang hingga saat ini masih banyak diperdebatkan. Di Indonesia secara umum atau di Madura secara khusus telah mengkonsepsikan perilaku seksualitas mereka akan selalu dibentuk oleh system kekeluargaan, perubahan ekonomi dan sosial, momen politik, dan gerakan-gerakan perlawanan. Hal inilah yang kemudian melahirkan berbagai discourse terhadap perilaku seksual seseorang melalui kekuasaannya. Kekuasaan yang pada akhirnya akan melahirkan dan mendefinisikan pengetahuan, melakukan penilaian baik – buruk, boleh – tidak boleh, mengatur perilaku, mendisiplinkan dan mengontrol segala sesuatu dan bahkan menghukumnya. Berkaitan dengan hal itu maka pada akhirnya di setiap budaya masyarakat akan ditentukan ciri-ciri perilaku jenis kelamin, yang kemudian pada akhirnya akan berujung pada keragaman perilaku khas gender serta peran jenis kelamin.
Dengan keragaman tersebut akan lahir penilaian dari masyarakat terhadap perilaku seksual seseorang. Penilaian tentang normal – abnormal, yang bermoral – yang amoral, yang tidak menyimpang – yang menyimpang, yang tidak berdosa – yang berdosa dan lain sebagainya. Seiring dengan penilaian tersebut pada akhirnya melahirkan discourse di kalangan masyarakat bahwa perilaku seksual yang sehat, baik, bermoral, dan normal adalah perilaku heteroseksual yang melalui perkawinan. Sedangkan perilaku seksual di luar itu adalah abnormal, amoral, berdosa, dan menyimpang, termasuk di dalamnya perilaku homoseksual.

II.                Metode
Penelitian ini mengacu pada perspektif ideologi normativitas homoseksual yang dikembangkan oleh Michael Foucault dan Judith Butler serta Jean Baudrillard.
Perspektif itu menekankan fokus kajian pada nilai-nilai, ide, dan perilaku. Atas dasar pertimbangan itu, maka karenanya penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan yang menekankan bagaimana pikiran dan pengalaman sosial diciptakan dan diberi arti. Berbeda dengan metode kuantitatif yang menekankan pengukuran dan analisis statistika antara variabel, bukan menekankan untuk melihat proses.
Dalam studi ini, penelitian kualitatif akan dioperasikan melalui analisis deskriptif, dengan melakukan reinterpretasi objektif tentang fenomena sosial yang terdapat dalam permasalahan yang diteliti.Jadi pergerakannya tidak hanya sebatas pengumpulan dan penyusunan data, tapi mencakup analisis dan interpretasi tentang data itu.
Secara fundamental, dapat dikatakan bahwa sebuah deskripsi adalah representasi objektif terhadap fenomena yang dikaji. Hal ini membuat suatu karya ilmiah mengalami kesulitan untuk menghindari unsur subjektivitas, sehingga tidak dapat dikatakan suatu studi yang benar-benar objektif, akan tetapi suatu studi dapat diterima sebagai karya ilmiah sepanjang dimensi objektivitasannya tak terkalahkan oleh unsur subjektivitasannya.
Oleh karena itu, peneliti harus mengontrol diri untuk tidak bertindak terlalu subjektif, dalam arti bahwa ia tidak mencampuradukkan pendapatnya dengan kenyataan-kenyataan fenomena dalam pola maupun materi deskripsi.
                         i.          Pengumpulan Data

Untuk memperoleh hasil yang maksimal diperlukan data yang lengkap. Untuk memeroleh data yang lengkap dalam penelitian ini, digunakan teknik dokumentasi dan wawancara dengan sumber data alumni Pondok Pesantren (2 Orang), Tokoh Masyarakat (2 orang ) dan santri (2 orang) yang berasal dari pondok pesantren di bangkalan yang berbeda  dengan menggunakan interview guide atau dengan bahasa lain wawancara ini dilakukan berselang-seling dengan observasi partisipan, dan secara berulang-ulang kepada informan yang sama.
Dari hasil data yang diperoleh oleh peneliti beberapa santri yang berada di kota bangkalan menyebutkan  bahwa mereka pernah tahu akan keberadaan kejadian itu, namun ketika peneliti menyakan siapa nama orang itu mereka cendrung diam dan memilih tidak bicara karena takut mencemarkan nama baik Ponpes yang mereka huni.

                       ii.          Sumber Data

Untuk memperoleh data yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan, maka peneliti menggunakan sumber, metode, penyidik, dan teori. dengan sumber berarti membandingkan serta mengecek suatu kepercayaan informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda atau dengan jalan: (1) membandingkan data hasil observasi partisipan dengan hasil interview guide, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi, (3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu, (4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti, santri di pondok pesantren, alumni pondok pesantren, orang yang tidak berpendidikan pondok pesantren, lingkungan pondok pesantren, masyarakat, orang birokrat, dan lain sebagainya, dan (5) membandingkan hasil interview guide dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. (dari informan)

                     iii.          Analisis Data

Analisis datanya menggunakan tiga pola yang diajukan oleh Miles dan Huberman, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan yang ketiganya dilakukan dalam suatu proses yang terjadi secara terus-menerus. Reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah proses penelitian di lapangan. Dalam menganalisis data ini penulis melakukan wawancara dengan  santri di Pondok pesantren Bangkalan

III.             Ketercapaian Target Luaran
Terjadinya homoseksual di pondok pesantren Bangkalan bisa dikatakan sangat minim karena hanya 0.001% , sehingga untuk mengantisipasinya diperlukan cara memberikan himbauan kepada pondok pesantren yang masih memberikan peraturan yang super ketat dan menimbulkan terjadinya homosksual di dalam pondok pesantren.
Untuk mencapai target diatas maka disusun jadwal pelaksanaan penelitian sebagai berikut:
Tabel 1 : Rencana Kegiatan
No

Uraian Kegiatan
Bulan ke-
1
2
3
4
Minggu ke-
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
Kordinasi Tim (persiapan)

















2
Membuka akses dengan informan (kesepakatan)
















3
Pengumpulan data
















4
Memeriksa keabsahan data
















5
Analisis data dan penarikan kesimpulan
















6
Seminar hasil penelitian
















7
Penyempurnaan hasil penelitian
















8
Penulisan laporan

















IV.             Permasalahan dan Penyelesaiannya
Kabupaten Bangkalan merupakan pintu gerbang bagi para pengunjung yang akan ke Madura, beroperasinya Suramadu yang mehubungkan kota besar surabaya dengan kota yang bejulukan dengan Bangkalan kota Santri tersebut banyak memberikan dampak positif terhadap kemajuan kota Bangkalan, utamanya dalam sektor industri baik itu kecil maupun menengah keatas, selain daripada itu kemajuan juga nampak pada wisata Religius yang bermuara di Syaihona Moch Cholil yang lebih dikenal dengan Pesarean Syaichona Cholil bin Abd Latif, namun disisi lain icon besar kota santri di bangkalan masih ada sebagian kecil yakni 0.001 % santri yang masih belum bisa kita prediksi sebelumnya, yakni dalam hubungan sesama jenis yang kerap disebut dengan Alaq dalaq.  


a.      Administratif
Dalam hal  administrasi kami tidak memiliki banyak kendala namun dalam hal perizinan kami kesulitan objek Ponpes yang kami akan teliti, dikarnakan faktor judul yang kami ambil terlalu kontra terhadap nama baik, dan nama besar Bangkalan. 
b.      Teknis
Dalam hal teknis kami memiliki beberapa permasalahan yakni dalam hal pemilihan Ponpes dan sumber atau informan. Dana alat bantu berupa ATK yang terpakasa kami kerjakan dengan menggunakan jasa rental, yang dalam hal ini banyak mengeluarkan banyak biaya.
Jerih yang kami laksanakan adalah semata – mata demi kemajuan Pondok Pesantren di Bangkalan.
c.       Organisasi Pelaksana
Selama masa pelaksanaan penelitian peneliti melaksanakan dengan cara kelompok dan membagi tugas perindividu, namun dari semua itu kami memiliki banyak kendala karena dari kami tidaklah dari satu angkatan, dan dalam hal pelaksanaan anggota kami di dominasi oleh perempuan sehingga menyulitkan untuk melakukan observasi langsung, karena jika wanita menanyakan hal yang seperti ini di lingkungan ponpes cendrung informan malu untuk menjawabnya.  
d.      Keuangan
Keuangan yang kami gunakan adalah dana yang dipinjamkan oleh Lembaga STKIP PGRI Bangkalan, dan selama masa pencairan dana kami tidak mengalami kendala apapun. 

V.                Penggunaan Biaya
Dana yang telah kami gunakan adalah sebesar Rp. 5.905.000,- merupakan hasil dari pinjaman yang diberikan oleh Lembaga STKIP PGRI Bangkalan.


Adapun rincian rancangan biaya sebagai berikut:
Tabel. 2: Rancangan biaya
No
Uraian Kebutuhan
Keterangan
Satun
Jumlah
     I.      
Bahan Habis Pakai




1 paket ATK
Administratif
Rp.  300.000
Rp.     300.000

Sub Total
Rp.     300.000
  II.      
Peralatan Penunjang



1.
Sewa Komputer
Administrasi
Rp.  500.000
Rp.     500.000
2.
Pengayaan literature
Teoritis

Rp.     250.000

Sub Total
Rp.      750.000
III.      
Konsumsi & Transportasi




Kordinasi tim (mingguan)




Konsumsi 4 anggota
16 kali
Rp.  10.000
Rp.     640.000

Transportasi 4 anggota
16 kali
Rp.  10.000
Rp.     640.000
2.
Membuka akeses dengan Informan




Konsumsi 4 anggota
3 hari
Rp.  10.000
Rp.     120.000

Transportasi 4 anggota
3 hari
Rp.  20.000
Rp.     240.000

Wawancara




Konsumsi 4 anggota
25 kali
Rp.  10.000
Rp.   1000.000

Transportasi 4 anggota
 25 kali
Rp.  20.000
Rp.  2000.000

Transportasi informan
2 Orang
Rp. 50.000
Rp.    100.000

Observasi




Transportasi Pemateri
4 Orang
Rp.  100.000
Rp.     400.000

Konsumsi Pemateri
4 Orang
Rp.  20.000
Rp.     80.000

Sub Total
Rp. 4.480.000
IV.      
Penulisan Laporan Hasil



1
Penggandaan laporan
2 eksemplar
Rp.  50.000
Rp.     250.000
2
Penjilidan laporan
2 eksemplar
Rp.  25.000
Rp.     125.000

Sub Total
Rp.    375.000
  V.      
TOTAL
Rp. 5.905.000